Ratna Lestari _sains B 2009. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Cara menyilangkan anggrek

Anggrek bersifat hermaphrodit, yaitu pollen (serbuk sari) dan putik terdapat didalam satu bunga, sedangkan sifat kelaminnya adalah monoandrae (kelamin jantan dan betina terletak pada satu tempat) sehingga anggrek termasuk tanaman yang mudah mengalami penyerbukan. Penyerbukan dapat terjadi secara tidak sengaja oleh alam, misalnya serangga. Jatuhnya serbuk sari ke kepala putik akan menyebabkan terjadinya penyerbukan, proses ini lebih mudah terjadi pada tipe bunga anggrek yang memiliki zat perekat pada putiknya (discus viscidis). Bunga anggrek yang tidak memiliki zat perekat disebut polinia, sedangkan bunga anggrek yang memiliki perekat disebut polinaria.

Persilangan dilakukan dengan membuka alat kelamin 
bunga (gymnostemium) anggrek. Lidi atau tusuk gigi ditempelkan pada lempeng perekat di putik bunga, kemudian digunakan untuk mengambil pollen. Pollen diletakkan di kepala putik (stigma). Persilangan yang diikuti dengan penyerbukan diakhiri dengan membuang lidah bunga untuk menghindari serangga menggagalkan penyerbukan, dan memberikan label pada hasil persilangan tersebut.
Persilangan buatan yang dilakukan antar genus hanya baik dilakukan untuk bunga dengan tipe pollen yang sama, yaitu antara polinia-polinia (misal: Cattleya dengan Dendrobium) atau polinaria-polinaria (misal: Vanda dengan Phalaenopsis). Selain itu, faktor kesesuaian (compatibility) juga menentukan factor keberhasilan dalam proses penyerbukan.
Pemilihan tanaman induk tentunya disesuaikan dengan hasil yang diinginkan dalam suatu proses persilangan. Secara garis besar tanaman induk harus sehat, yang dicirikan dengan penampilan fisik segar, hijau, tumbuh tegak, kuat dan kokoh.
Untuk dapat menghasilkan persilangan yang diinginkan, maka perlu diketahui sifat-sifat yang dimiliki oleh tanaman induknya. Sifat-sifat ini ada yang bersifat dominan (sifat yang kuat dan menonjol) dan sifat-sifat yang tidak nampak (resesif, misalnya keawetan bungan dan proses pembungaannya. Sifat-sifat yang diturunkan oleh induk dari hasil persilangan F1 (keturunan pertama) dapat bersifat dominan, resesif ataupun dominan tidak sempurna yaitu mempunyai sifat antara kedua induk (parental). Dalam menghasilkan persilangan yang berkualitas, maka perlu diketahui hukum-hukum keturunan yang dikemukakan oleh Mendel, yaitu:
  1. Hukum Dominansi ; apabila tanaman A bersifat dominan terhadap tanaman B, hasil persilangan A x B maka F1-nya akan menyerupai A
  2. Hukum Segregasi (hukum Mendel) ; jika tanaman B dan C mempunyai sifat dominan tidak sempurna maka F1 akan mempunyai sifat campuran antara sifat tanaman B dan C. Apabila F1 dilakukan penyerbukan sendiri, maka keturunan F2-nya kemungkinan 50% bersifat BC, 25% bersifat B, dan 25% bersifat C
  3. Hukum Dominansi Bebas ; jika tanaman D dan E bersifat dominant sempurna, maka keturunan F1 akan sama dengan induknya, namun pada keturunan F2 akan terjadi pemisahan sifat, yaitu sifat-sifat yang baik akan diturunkan terpisah dengan yang tidak baik. Pada hokum ini akan timbul kesulitan jika terjadi linkage dari gen-gen pembawa sifat.
  4. Linkage ; merupakan peristiwa yang menyalahi ketiga hukum diatas, yaitu apabila semua gen penyandi sifat yang berbeda terdapat dalam satu kromosom, sehingga sifat-sifatnya selalu diturunkan bersama-sama.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar